Ingredients 03


1. Bawang Putih




1) Nama tanaman

Nama lokal: bawang putih

Nama asing: garlic (English)

2) Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum L.

3) Uraian Tanaman

Habitus : Herba annual (2-4 bulan), tegak, 30 – 60 cm.
Batang : kecil (corpus), 0,5 – 1 cm.
Daun : bangun garis, kompak, datar, lebar 0,4 – 1,2 cm, pangkal pelepah membentuk umbi, bulat telur melebar, anak umbi, bersudut, dibungkus oleh selaput putih, pelepah bagian atas membentuk batang semu.
Bunga : susunan majemuk payung sederhana, muncul disetiap anak umbi, 1-3 daun pelindung, seperti selaput.
Tenda bunga : enam daun, bebas atau berlekatan di pangkal, bentuk memanjang, meruncing, putih-putih kehijauan-ungu (Sudarsono et al., 2006).
Umbi lapis Allium sativum L. berupa umbi majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengahnya 4 – 6 cm terdiri dari 8 – 20 siung seluruhnya diliputi 3 – 5 selaput tipis serupa kertas berwarna agak putih, tiap siung diselubungi oleh 2 selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar, selaput dalam warna merah muda dan melekat pada bagian padat dari siung tetapi mudah dikupas; siung bentuk membulat dibagian punggung, bidang samping rata atau agak bersudut.

4) Kandungan dan Manfaat Tanaman

Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang memiliki aktivitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur (Martinez, 2007). Kandungan senyawa organosulfur ini antara lain:

a. Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya alliin dan γ-glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang putih. Alliin bertanggung jawab pada bau dan citarasa bawang putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan digunakan sebagai prekusor allicin. Alliin dan senyawa sulfoksida yang lain, kecuali sikloalliin, segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, seperti allicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung (Amagase, 2006). Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri.

b. Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Allicin merupakan senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas, oksigen udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.

c. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS) dan diallyl disulfide (DADS).

d. Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik γ-glutamilsisteine ketika bawang putih diekstraksi dengan air (Amagase, 2001). SAC banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak (Amagase, 2006).


Umbi Allium sativum L. berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol,dan obat maag (Sri Sugati et Hutapea, 1991). Disamping itu digunakan pula sebagai ekspektoransia (pada bronkhitis kronis), karminativa (pada keadaan dispepsia dan meteorismus) (Hansel, 1991).
Pengetahuan tentang manfaat Allium sativum L. dalam pengobatan sudah ada sejak tahun 1550 sebelum masehi, dimana orang-orang Mesir menggunakan bawang putih untuk mengobati berbagai penyakit (Yang, 2001).

Tanaman budidaya bawang putih (Allium sativum; bahasa Inggris: garlic) adalah budidaya tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Cukup banyak peradaban dan bangsa yang ada di muka bumi ini yang memanfaatkan tanaman budidaya bawang putih untuk berbagai kepentingan, baik itu sebagai obat-obatan, maupun sebagai bumbu masakan.

Di Indonesia, tanaman budidaya bawang putih masuk melalui jalur perdagangan internasional yang sejak berabad-abad lampau meramaikan bandar-bandar di Indonesia. Dimulai dari daerah pesisir lama-kelamaan meluas ke daerah pedalaman.

Di Indonesia bawang putih dapat tumbuh baik pada dataran tinggi dan dataran rendah, antara lain di Tuwel, Tegal (Jawa Tengah), Bantul dan Gunung Kidul (Yogjakarta).

Varietas tanaman budidaya bawang putih yang banyak di tanam di Indonesia antara lain: lumbu hijau, lumbu kuning, cirebon, tawangmangu, jenis ilocos dari Filipina, dan jenis lokal Thailand. Dari banyak varietas tersebut yang banyak ditanam adalah varietas lumbu hijau dan lumbu kuning.

Sejarah Budidaya Bawang Putih

Umat manusia telah mengenal budidaya bawang putih sejak 4.000 tahun lalu. Dalam sebuah papyrus yang diperkirakan berasal dari 1500 tahun Sebelum Masehi (SM), ditemukan catatan bahwa orang Mesir percaya ada 22 khasiat tanaman budidaya bawang putih untuk mengobati beragam penyakit.

Tak heran bila tanaman budidaya bawang putih ditemukan di dalam makam Raja Tutankhamun dari Mesir. Selain itu, tanaman budidaya bawang putih yang diyakini orang Mesir bisa meningkatkan stamina, juga merupakan santapan para pekerja yang saat itu tengah membangun piramid.

Tak hanya bangsa Mesir, bangsa-bangsa lain juga mengakui khasiat bawang putih yang diidentikkan sebagai wonder drug. Lantaran kemanjurannya, orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai pengganti antibiotik. Mereka menyebutnya sebagai Penisilin Russia. Sementara orang Yunani dan Romawi menggunakan tanaman budidaya bawang putih untuk mengobati lepra dan asma, serta menghalau kalajengking.

Begitu pula dengan bangsa Viking, yang dalam pengembaraannya menaklukkan berbagai negeri, selalu membawa bawang putih sebagai pelengkap logistik mereka. Bahkan pada saat perang dunia tahun 1914-1918, tentara Prancis menggunakan herbal tanaman budidaya bawang putih untuk mengobati luka.

Tanaman budidaya bawang putih merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina dan Jepang yang beriklim subtropis. Dari sini tanaman budidaya bawang putih menyebar ke seluruh Asia, Eropa dan akhirnya ke seluruh dunia. Sejarah bawang putih berkaitan dengan sejarah perjalanan peradaban dunia yang terlkenal.

Sebut saja piramida yang berasal dari zaman keemasan Mesir. Disini, tanaman budidaya bawang putih digunakan sebagai menu utama yang diberikan kepada buruh yang membangun piramida itu.

http://tips-ukm.com/sejarah-dan-manfaat-budidaya-bawang-putih/

Manfaat bawang putih selama ini lebih dikenal sebagai bumbu pelengkap masakan. Hampir semua masakan menggunakan bawang putih sebagai bumbu utamanya, baik itu salad, sop, atau masakan lain.

Selain menambah cita rasa gurih, bawang putih juga cocok untuk memberi rasa yang khas bagi masakan.

Selama ini, bawang putih lebih banyak dikenal dan digunakan sebagai bumbu masakan, sehingga sedikit banyak orang yang mengetahui bahwa bawang putih memiliki manfaat yang demikian besar dan beragam bagi kesehatan.

http://www.trikdiet.com/manfaat-bawang-putih-untuk-masakan-dan-kesehatan.html

Cara budaya bawang putih

Bawang putih juga merupakan komoditas potensial untuk pasar impor. Dengan harga yang relatif stabil, bercocok tanam bawang putih merupakan salah satu prospek yang harus dilirik oleh para petani, mengingat terbatasnya jumlah petani yang membudidayakan tanaman bawang putih.

Terbatasnya jumlah petani yang bercocok tanam bawang putih tersebut, disebabkan keterbatasan varietas bawang putih itu sendiri. Saat ini, varietas yang tersedia hanya cocok untuk ditanam di dataran tinggi (> 800 m dpl). Padahal masih cukup banyak varietas bawang putih yang dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.


Untuk membudidayakan tanaman bawang putih, sebenarnya tidak begitu sulit. Tahapan-tahapan yang harus diperhatikan diantaranya adalah:

Persiapan Lahan,
Penanaman,
Pemupukan,
Pemulsaan,
Pengairan,
Pemeliharaan,
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan,
serta Penanganan pada masa Panen dan Pasca Panen.

Berikut penjelasan cara menanam bawang putih yang benar lebih lengkapnya:

1. Persiapan lahan

Tanah yang disukai tanaman bawang putih adalah tipe tanah bertekstur lempung berpasir dan struktur tanah gembur dengan pH 5,5-7. Di atas tanah seperti inilah tanaman bawang putih dibudidayakan dengan terlebih dahulu melakukan pembukaan lahan. Caranya dengan membersihkan sisa-sisa tanaman yang ada di dalam atau di atas permukaan tanah lewat pembajakan sedalam 20-30 cm.

Pembajakan dilakukan dengan intensitas sebanyak 2-3 kali dalam satu minggu. Selanjutnya dibuat bedengan selebar 60-150 cm dan tinggi 20-50 cm. Sedang untuk panjang bedengan disesuaikan dengan luasnya lahan. Tidak lupa dibuatkan parit di antara bedengan untuk irigasi dengan lebar 30-40 cm. Kedalaman parit itu sendiri tergantung dari keadaan musim. Pada musim hujan misalnya, harus dibuatkan parit yang lebih dalam.

2. Penanaman

Dalam proses penanaman, umbi bibit yang digunakan harus memiliki ukuran yang seragam. Umbi tersebut ditanam dengan kedalaman 2-3 cm. Untuk jarak tanam dapat disesuaikan dengan ukuran siung yang digunakan, misalnya jika bobot siung lebih berat dari 1,5 gram maka jarak tanamnya 20 cm X 20 cm, atau bila bobot siung lebih ringan dari 1,5 gram, maka jarak tanamnya 15 cm x 15 cm atau 15 cm x 10 cm. Untuk kebutuhan bibit, di setiap satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 1.600 kg jika berat siung bibit 3 gram, tapi jika berat siung bibit 1 gram maka dibutuhkan 670 kg.

3. Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk budidaya tanaman bawang putih terdiri atas pupuk organik dan pupuk non-organik. Untuk pupuk organik berupa pupuk kandang ayam dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang kambing dengan dosis 30 ton/ha. Sementara dosis untuk pupuk non-organik, per hektarnya adalah 200 kg N, 180 kg P2O5, 60 kg K2O dan 142 kg S. Pupuk nitrogen digunakan 3 kali selama pertumbuhan, yaitu pada saat tanam, saat pembentukan tunas dan saat pembentukan umbi.

Untuk pupuk fosfor dan kalium diberikan bersamaan dengan pupuk kandang pada waktu tanam. Untuk meningkatkan kualitas dan hasil umbi, dapat diberikan pupuk kimia cair (unsur mikro), seperti Sitozim dengan konsentrasi 0,25% yang disemprotkan pada daun, Massmikro dengan konsentrasi 200 ppm, dan Hipron sebanyak 2 kali dengan konsentrasi 2 ml/l.


4. Pemulsaan

Pemulsaan dilakukan pada musim kemarau, karena jika pada musim hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah terlalu tinggi sehingga kurang baik bagi kehidupan tanaman. Mulsa itu sendiri berupa jerami padi atau sisa-sisa tanaman yang telah mati, dan jangan menggunakan mulsa dari bahan plastik, karena dapat meningkatkan suhu tanah di sekitar perakaran yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

5. Pengairan

Untuk mengairi tanaman bawang putih dapat dilakukan dengan cara menggenangi parit di antara bedengan. Frekuensinya tergantung dari umur tanaman. Untuk awal pertumbuhan misalnya, pemberian air dilakukan 2-3 hari sekali, sedang pada masa pembentukan tunas sampai pembentukan umbi pengairan dilakukan 7-15 hari sekali., Pengairan baru dihentikan pada saat pembentukan umbi maksimal atau 10 hari menjelang panen.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman bawang putih dilakukan dengan menyiangi gulma serta perbaikan bedengan dengan selang waktu 20-30 hari. Frekuensi penyiangan gulma tersebut dapat ditambah jika laju pertumbuhan gulma cukup pesat. Ketika tanaman bawang putih masuk fase generatif, penyiangan tidak lagi dilakukan karena dapat mengganggu proses pembentukan dan pembesaran umbi.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman bawang putih, terbilang cukup banyak. Tercatat ada sekitar 19 OPT, diantaranya adalah

- Thrips tabaci,
- Spodoptera exigua, Fusarium sp,
- Alternaria porii,
- Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV), serta yang lainnya.

Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan sistem PHT, yaitu lewat penggunaan benih sehat, pengendalian kultur teknis, musuh alami,, penggunaan perangkap, sanitasi, dan pestisida sesuai ambang pengendalian.

8. Penanganan Masa Panen dan Pascapanen

Waktu panen dari tanaman bawang putih tergantung dari varietasnya, tapi waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak masa tanam hingga waktu panen sekitar 90 – 120 hari. Ciri-ciri dari tanaman yang telah siap panen yaitu:

Terjadinya perubahan warna pada daun, dari hijau menjadi kuning dengan tingkat kelayuan 35-60%. Ketika menjelang panen inilah semua kegiatan pemupukan, pengairan dan penyemprotan pestisida harus dihentikan.

Untuk memanen bawang putih, dilakukan dengan cara mencabut tanaman menggunakan tangan saat cuaca cerah. Hasil produksi yang bisa dipanen mencapai 5,6 sampai 12 ton/ha.

Umbi hasil panen tersebut selanjutnya diikat sebanyak 20-30 rumpun per ikat, dan dijemur sampai batangnya kering yang membutuhhkan waktu sekitar 15 hari. Pengeringan umbi dapat dilakukan dengan cara :


Dijemur di bawah terik matahari, namun dengan menutup umbi menggunakan daunnya agar umbi bawang putih tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Pengeringan dapat dilakukan di dalam rak berlapis dengan cara digantung.
Pengeringan dapat pula dilakukan dengan menggunakan metode pengasapan, yakni menempatkan bawang putih di atas para-para yang ada di dapur. Selanjutnya bawang putih tersebut diasapi dengan menggunakan asap yang berasal dari air yang sengaja di masak.
Untuk memperpanjang umur umbi bawang putih, saat dilakukan penyimpanan di gudang dilakukan fumigasi dengan tablet 55% Phostoxin.

http://www.kebunpedia.com/threads/cara-menanam-bawang-putih-yang-baik-dan-benar.5064/

Cara penyimpanan Bawang Putih

Bawang putih utuh
Untuk menyimpan bawang putih utuh yang masih lengkap dengan bonggolnya, Anda terlebih dulu harus membersihkan bagian yang kotor dengan cara mengelapnya secara perlahan. Kemudian masukkan bawang putih ke dalam kantong plastik bening bersegel. Jangan lupa untuk memberi label berupa tanggal pada bagian luar plastik. Jika hendak digunakan, Anda bisa langsung mengeluarkannya, diamkan di suhu ruang, mengupasnya dan gunakan sesuai kebutuhan. 
Bawang putih kupas
Untuk lebih praktisnya, Anda bisa membekukan bawang putih dengan cara dikupas terlebih dahulu. Pisahkan bawang putih dari bonggolnya kemudian kupas hingga bersih. Bungkus bawang putih menggunakan plastik atau kertas aluminium kemudian simpan dalam freezer. Jangan lupa sertakan label tanggal di bagian luar kemasan. Bawang putih ini bisa disimpan selama enam bulan.


http://lifestyle.okezone.com/read/2016/02/22/298/1318457/cara-simpan-bawang-putih-agar-awet


2. Jahe




Sejarah dan Perkembangannya.

Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan salah satu dari temu-temuan suku Zingiberaceae yang menempati posisi sangat penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Jahe berperan penting dalam berbagai aspek berupa kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat kebiasaan, kepercayaan dalam masyarakat bangsa Indonesia yang sifatnya majemuk dan terpencar-pencar. Jahe juga termasuk komoditas yang sudah ribuan tahun digunakan sebagai bagian dari ramuan rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas di dunia ini. Walaupun tidak terlalu menyolok, penggunaan komoditas jahe berkembang dari waktu ke waktu, baik itu mengenai jumlah, variasi, kegunaan maupun mengenai nilai ekonominya.

Jahe merupakan tanaman obat dan rempah berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan

merupakan rimpang dari tanaman bernama ilmiah Zingiber officinale Rosc. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.

Tanaman jahe di dunia tersebar di daerah tropis, di benua Asia dan Kepulauan Pasifik. Akhir-akhir ini jahe dikembangkan di Jamaica, Brazil, Hawai, Afrika, India, China dan Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Thailand dan Indonesia. Jahe tumbuh di Indonesia ditemukan di semua wilayah Indonesia yang ditanam secara monokultur dan polikultur (Hasanah,et al., 2004)

Dalam dunia perdagangan, penamaan jahe didasarkan kepada daerah asalnya, misal jahe

Afrika, jahe Chochin atau jahe Jamika. Sejak 250 tahun yang lalu, jahe di Cina sudah digunakan sebagai bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di Eropa pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma pada bir (Hardianto, 2005).

 Uraian Tanaman

.1 Klasifikasi
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species :Zingiber officinale
Divisi : Spermatophyta

.2 Deskripsi
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga.
Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu.
Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm,
rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ;
mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ;
kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2

http://tipspetani.blogspot.co.id/2013/02/sekilas-tentang-sejarah-jahe.html

Jenis-jenis Jahe

Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya dikenal 3 jenis jahe yaitu jahe putih/

kuning besar atau sering disebut jahe gajah, jahe putih kecil/jahe emprit dan jahe merah.

Berikut dijelaskan gambaran umum ketiga jenis jahe tersebut.

1. Jahe putih/kuning besar/jahe gajah/jahe badak

Varietas jahe ini banyak ditanam di masyarakat dan dikenal dengan nama Zingiber officinale var. officinale. Batang jahe gajah berbentuk bulat, berwarna hijau muda, diselubungi pelepah daun, sehingga agak keras. Tinggi tanaman 55.88-88,38 cm. Daun tersusun secara berselang-seling dan teratur, permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda jika dibandingkan dengan bagian bawah. Luas daun 24.87-27.52 cm2dengan ukuran panjang 17.42-21.99 cm, lebar 2.00-2.45 cm, lebar tajuk antara 41.05-53.81 cm dan jumlah daun dalam satu tanaman mencapai 25-31 lembar.

Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya. Jika diiris rimpang berwarna putih kekuningan. Berat rimpang berkisar 0.18-1.04 kg dengan panjang

15.83-32.75 cm, ukuran tinggi 6.02-12.24 cm.  Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.

Akar jahe gajah ini memiliki serat yang sedikit lembut dengan kisaran panjang akar 4.53-6.30 cm dan diameter mencapai kisaran 4.53-6.30 mm. Rimpang memiliki aroma yang kurang

tajam dan rasanya kurang pedas. Kandungan minyak atsiri pada jahe gajah 0.82-1.66%, kadar pati 55.10%, kadar serat 6.89% dan kadar abu 6.6-7,5%. Jahe gajah diperdagangkan sebagai rimpang segar setelah dipanen pada umur 8-9 bulan.

Rimpang tua ini padat berisi. Ukuran rimpangnya 150-200 gram/rumpun. Ruasnya utuh ;

daging rimpangnya cerah ; bebas luka dan bersih dari batang semu, akar, serangga tanah dan

kotoran yang melekat.


2. Jahe putih/kuning kecil/jahe sunti/jahe emprit

Jahe ini dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var amarum, memiliki rimpang

dengan bobot berkisar antara 0.5-0.7 kg/rumpun. Struktur rimpang kecil-kecil dan berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan. Tinggi rimpangnya dapat mencapai 11 cm dengan panjang antara 6-30 cm dan diameter antara 3.27-4.05 cm. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat. Panjang dapat mencapai 26 cm dan diameternya berkisar antara 3.91-5.90 cm. Akar yang banyak dikumpulkan dari satu rumpun dapat mencapai 70 g lebih banyak dari akar jahe besar.

Tinggi tanaman jika diukur dari permukaan tanah sekitar 40-60 cm sedikit lebih pendek dari jahe besar. Bentuk batang bulat dan warna batang hijau muda hampir sama dengan jahe besar, hanya penampilannya lebih ramping dan jumlah batangnya lebih banyak.Kedudukan daunnya berselang seling dengan teratur. Warna daun hijau muda dan berbentuk lancet. Jumlah daun dalam satu batang 20-30 helai. Panjang daun dapat mencapai 20 cm dengan lebar daun rata-rata 25 cm.

Kandungan dalam rimpang jahe emprit yaitu minyak atsiri 1,5-3,5%, kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59% dan kadar abu 7,39-8,90%. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada

jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.


3. Jahe merah atau jahe sunti

Jahe merah/jahe sunti (Zingiber officinale var. rubrum) memiliki rimpang dengan bobot

antara 0.5-0.7 kg/rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis-lapis dan daging rimpangnya berwarna merah jingga sampai merah, ukuran lebih kecil dari jahe kecil. Diameter rimpang dapat mencapai 4 cm dan tingginya antara 5,26-10,40 cm. Panjang rimpang dapat mencapai 12.50 cm. Jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibandingkan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat, berdiameter antara 2,9-5,71 cm dan panjangnya dapat mencapai 40 cm. Akar yang dikumpulkan dalam satu rumpun jahe merah dapat mncapai 300 gram, jauh lebih banyak dari jahe gajah dan jahe emprit. Susunan daun terletak berselang-seling teratur, berbentuk lancet dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Panjang daun dapat mencapai 25 cm dengan lebar antara 27-31 cm. Kandungan dalam rimpang jahe merah antara lain minyak atsiri 2,58-3,90%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu 7,46%.

Jahe merah memiliki kegunaan yang paling banyak jika dibandingkan jenis jahe yang lain. Jahe ini merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional dan umumnya dipasarkan

http://www.putraindonesiamalang.or.id/jahe-sejarah-dan-perkembangannya.html

Manfaat Jahe Untuk Bumbu Masakan

Manfaat Jahe Untuk Bumbu Masakan | Tujuan Pemberian Jahe untuk Bumbu Masakan | Fungsi Jahe Pada Masakan | Fungsi Jahe Untuk Kuliner Makanan | Kandungan dan Manfaat Jahe Bagi Kesehatan. Manfaat Jahe bagi kita yang awam yaitu untuk campuran minuman wedang jahe yang berguna menghangatkan tubuh, namun dibalik itu jahe juga bermanfaat untuk bumbu masakan lho, baik kari ayam maupun kari ikan dan ditambahkan jahe sebagai penyedap aroma maupun rasanya. Dengan dicampur jahe, aroma masakan jadi bertambah sedap dan bau anyir dari ikan pun hilang. Walaupun secara umum jahe di manfaatka sebagai rempah rempah pelengkap bumbu masakan. Akan tetapi jahe juga sangat trend dikalangan masyarakat untuk di manfaatkan sebagai minuman penghangat badan. Sebab rasa pedas pada jahe sangat ampuh untuk membuat badan menjadi hangat.

Manfaat Jahe Bagi Kesehatan

Menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.

Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.

Mencegah tersumbatnya pembuluh darah. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.

Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabuk perjalanan.

Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.

Menetralkan radikal bebas. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau rendang.

Daun jahe juga berkhasiat, sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil. Caranya dengan ditumbuk dan diberi sedikit air dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.

Memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati hati yang membengkak, batuk dan demam. Caranya dengan menumbuk rimpang lalu direbus dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian diminum airnya.

Mengobati rematik. Siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di atas api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengam menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik.

Mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta gigitan ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.

Mengobati gatal karena sengatan serangga. Caranya dengan menumbuk rimpang lalu digunakan sebagai obat gosok.

Mengobati luka bekas gigitan ular beracun. Caranya dengan menumbuk rimpang dan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa ke dokter).

Kandungan Jahe
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.

http://rasabunga.blogspot.co.id/2013/03/manfaat-jahe-untuk-bumbu-masakan.html

Cara Penyimpanan Jahe

Untuk menyimpan jahe agar dapat diolah kembali menjadi minuman atau makanan yang lezat, berikut beberapa caranya:
Tentunya Anda harus memilih jahe yang masih segar;
Jangan pilih jahe yang sudah basah;
Bila Anda setelah membeli ingin menggunakan dalam waktu yang lama, sebaiknya pilih jahe yang memiliki kulit yang halus. Kemudian simpan di lemari es;
Jika Anda ingin menyimpan jahe yang sudah diparut, sebaiknya simpan dalam wadah kedap udara dan simpan di lemari pendingin;
Saat ingin dimasak atau diolah, kupaslah kulit jahe hingga bersih lalu keringkan dan potong-potong sesuai kebutuhan Anda;
Untuk mengolah minuman, irislah jahe secara tipis agar mendapatkan rasa yang pedas dan hangat. Lebih nikmat jika ditambahkan dengan irisan gula jawa agar mendapatkan rasa yang manis.

http://www.kerjanya.net/faq/17910-jahe.html

Budidaya Jahe

Untuk mencapai hasil yang optimal didalam budidaya jahe putih besar, jahe putih kecil maupun jahe merah, selain menggunakan varietas unggul yang jelas asal usulnya perlu diperhatikan juga cara budidayanya.

Persiapan lahan

Sebelum tanam dilakukan pengolahan tanah. Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. 
Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya.

Setelah tanah diolah dan digemburkan, dibuat bedengan searah lereng (untuk tanah yang miring), sistim guludan atau dengan sistim pris (parit). Pada bedengan atau guludan kemudian dibuat lubang tanam.

Jarak tanam

Benih jahe ditanam sedalam 5 - 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.

Pemupukan

Pupuk kandang domba atau sapi yang sudah masak sebanyak 20 ton/ha, diberikan 2 - 4 minggu sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk buatan SP-36 300 - 400 kg/ha dan KCl 300 - 400 kg/ha, diberikan pada saat tanam. 
Pupuk urea diberikan 3 kali pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah tanam sebanyak 400 - 600 kg/ha, masing-masing 1/3 dosis setiap pemberian. Pada umur 4 bulan setelah tanam dapat pula diberikan pupuk kandang ke dua sebanyak 20 ton/ha.

Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

a. Penyiangan gulma

Sampai tanaman berumur 6 - 7 bulan banyak tumbuh gulma, sehingga penyiangan perlu dilakukan secara intensif secara bersih. 
Penyiangan setelah umur 4 bulan perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran yang dapat menyebabkan masuknya benih penyakit. Untuk mengurangi intensitas penyiangan bisa digunakan mulsa tebal dari jerami atau sekam.

b. Penyulaman

Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.

c. Pembumbunan / pendangiran

Pembumbunan mulai dilakukan pada saat telah terbentuk rumpun dengan 4 - 5 anakan, agar rimpang selalu tertutup tanah. 
Selain itu, dengan dilakukan pembumbunan, drainase akan selalu terpelihara.

d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman

Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan. Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum). Sampai saat ini belum ada metode pengendalian yang memadai, kecuali dengan menerapkan tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (antibiotik), menghindari perlukaan (penggunaan abu sekam), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi kebun secara rutin.

Tanaman yang terserang layu bakteri segera dicabut dan dibakar untuk menghindari meluasnya serangan OPT. Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkan oleh cendawan (Phyllosticta sp.). Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan.

Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.

POLA TANAM

Untuk meningkatkan produktivitas lahan, jahe dapat ditumpangsarikan dengan tanaman pangan seperti kacang-kacangan dan tanaman sayuran, sesuai dengan kondisi lahan.

PANEN

Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan.  tetapi, rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 - 12 bulan. 
Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan. Dengan menggunakan varietas unggul jahe putih besar (Cimanggu-1) dihasilkan rata-rata 27 ton rimpang segar, calon varietas unggul jahe putih kecil (JPK 3; JPK 6) dengan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak atsiri 1,7 – 3,8%, kadar oleoresin 2,39 – 8,87%.

Sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar minyak atsiri 3,2 – 3,6%, kadar oleoresin 5,86 – 6,36%. Mutu rimpang dari varietas unggul Cimanggu-1 dan calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah, memenuhi standar Materia Medika Indonesia (MMI).
Berdasarkan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikatagorikan sebagai berikut:
Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang;
Mutu II : bobot 150 - 249 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang;
Mutu III : bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing maksimum 3%, kapang maksimum 10%

PASCA PANEN

Tahapan pengolahan jahe meliputi penyortiran, pencucian, pengirisan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Setelah pencucian, rimpang dianginanginkan untuk mengeringkan air pencucian. Untuk penjualan segar, jahe dapat langsung dikemas. Tetapi bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan rimpang setebal 1 – 4 mm.

Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur menarik, sebelum diiris rimpang direbus beberapa menit sampai terjadi proses gelatinisasi Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan dengan energi surya atau dengan pengering buatan/oven pada suhu 36 – 46° C. Bila kadar air telah mencapai sekitar 8 - 10%, yaitu bila rimpang bisa dipatahkan, pengeringan telah dianggap cukup. Selain itu, dikenal jahe kering gelondong (jahe putih kecil dan jahe merah) yang diproses dengan cara rimpang jahe utuh ditusuk-tusuk agar air keluar sebagian, kemudian dijemur dengan energi matahari atau dioven sampai kering atau kadar air mencapai 8 - 10%.

Rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastik yang kedap udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah. Ruang penyimpan harus diperhatikan sanitasinya, berventilasi baik, dengan suhu ruangan yang rendah dan kering untuk mencegah pencemaran oleh mikroba dan hama gudang.

PENGANEKARAGAMAN PRODUK

Selain simplisia, dari rimpang jahe dapat diperoleh minyak atsiri, oleoresin, bubuk, jahe asinan, jahe dalam sirup, manisan jahe, jahe kristal dan anggur jahe. Asinan jahe merupakan bahan ekspor yang potensial, dibuat dari jahe putih besar yang dipanen muda (3 bulan), dengan kadar serat rendah.

Sedangkan permen jahe, manisan, sirup, instant, serbat dan sekoteng berasal dari jahe putih kecil yang dipanen tua. Selain untuk bahan baku obat tradisional (jamu), jahe sudah mulai digunakan untuk obat fitofarmaka karena kandungan gingerolnya. Bahan aktif ini diisolasi dari ekstrak jahe yang bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri pada tulang, otot dan sendi.


http://bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/index.php/teknis/52-pengembangan-jahe-dan-budidayanya.html


3. Telur Ayam




Telur dihasilkan oleh berbagai macam spesies, meliputi burung, reptil, ampibi, dan ikan, dan telah dikonsumsi manusia sejak ribuan tahun lalu. Telur burung dan reptil terdiri dari cangkang telur, albumen (putih telur), dan vitellus (kuning telur), terkandung didalam membran tipis yang beragam. Telur yang biasa dikonsumsi adalah telur ayam, bebek, puyuh, dan telur ikan, tapi telur yang paling sering dikonsumsi oleh manusia adalah telur ayam.

Kuning telur dan seluruh telur mengandung  banyak sekali protein dan kolin, dan secara luas digunakan dalam masakan. Karena kandungan proteinya, departemen agikultur amerika serikat mengkategorikan telur sebagai daging dalam piramida makanan. Meskipun banyak nilai gizi yang terkandung dalam telur, ada beberapa masalah kesehatan yang mungkin timbul dari kualitas telur, penyimpanan, dan alergi pada individu

Ayam dan petelur lainnya, sekarang ini telah diproduksi massa di industri global. Pada 2009, di estimasikan sekitar 62,1 juta metrik ton telur telah diproduksi di dunia dari total 6,4 juta ayam. Ada beberapa isu dari berbagai macam kawasan yang mempengaruhi permintaan dan ekpektasi, serta perdebatan saat ini mengenai metode-metode produksi massal, dengan larangan Uni Eropa pada pertanian ayam.

Sejarah Telur

Telur burung telah menjadi makanan yang berharga sejak zaman prasejarah, pada masa masyarakat berburu dan masyarakat yang lebih beradab dimana burung-burung telah menjadi jinak sebagai binatang peliharaan. Ayam telah dipelihara untuk diambil telurnya dari hutan asli ke daerah tropis dan subtropis Asia Tenggara dan India sebelum 7500 SM. Ayam dibawa ke Sumeria dan Mesir pada 1500 SM, dan mendarat ke Yunani sekitar 800 SM. Di  mana saat itu puyuh telah menjadi sumber utama dari telur.

Di Thebes, Mesir, Makam Haremhab, yang dibangun 1420 SM, menunjukkan gambaran seorang pria membawa keranjang dari telur unta dan telur besar lainnya, mungkin orang-orang dari Pelician itu menggunakannya sebagai persembahan. Pada masa Romawi kuno, telur diawetkan menggunakan banyak metode, dan makanan biasanya dibuka dengan telur. Bangsa Romawi memecahkan kulit telur di dalam piring mereka untuk mengusir roh jahat yang bersembunyi di sana. Di abad pertengahan, telur dilarang selama masa prapaskah.

Macam-macam Telur

Telur burung adalah makanan umum dan salah satu bahan yang paling serbaguna digunakan dalam masakan. Telur sangat penting dalam banyak cabang industri makanan modern. Telur burung yang paling jamak digunakan adalah telur ayam. Telur bebek dan angsa, dan telur ukuran keci, seperi telur puyuh,  kadang-kadang digunakan sebagai bahan gourmet, seperti telur burung terbesar, dari burung unta. Telur Gull dianggap lezat di Inggris, serta di beberapa negara Skandinavia, khususnya di Norwegia. Di beberapa negara Afrika, telur Ayam Guinea biasanya terlihat di pasar, terutama pada musim semi setiap tahun. Telur ayam pegar dan telur emu yang sempurna dimakan, tapi tidak banyak tersedia. Kadang-kadang dapat diperoleh dari petani, poulterers, atau toko kelontong mewah. Telur burung liar kebanyakan dilindungi oleh undang-undang di beberapa negara, yang melarang untuk mengoleksi atau menjual mereka.

http://faktatelur.blogspot.com/2012/11/telur.html

Anda mungkin sering menjadikan telur sebagai menu sarapan atau lauk-pauk saat makan siang. Namun, bisa jadi Anda belum mengetahui fakta dan sejarah tentang telur dari berbagai belahan dunia berikut ini.

- Bisnis telur pertama kali berkembang di Mesir

Sekitar tahun 1400 SM, orang Mesir menemukan cara untuk menetaskan telur di dalam gua-gua bawah tanah. Hal ini memungkinkan ayam bertelur lebih banyak dan menjadi sumber makanan.

- Omelet pertama kali dibuat di Roma

Bangsa Romawi memasak telur dadar manis dengan madu dan menyebutnya ovemele, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "telur dan madu". Beberapa orang mengatakan ini adalah asal kata omelet alias telur dadar, sementara sejarah lain menyebut omelet berasal dari kata Prancis, amelette.

- Produksi telur terbanyak ada di Cina

Cina melampaui AS dalam produksi telur pada 1984, dan sekarang menyumbang sekitar 40 persen dari produksi telur dunia. Tidak semuanya berupa telur asli, beberapa tahun terakhir telur buatan yang terbuat dari resin, pati, dan bahan lainnya juga cukup merajalela di sana.

- Setiap warga Amerika rata-rata mengonsumsi 250 telur per tahun

Kandungan protein yang kaya membuat industri telur di Amerika terus berputar. Angka itu bahkan turun dari catatan 60 tahun lalu, ketika tiap orang Amerika rata-rata makan 389 telur dalam setahun.

- Telur terbesar di dunia ada di Inggris

Pada tahun 1896, telur dari seekor ayam Lancashire tercatat seberat 12 ons dengan diameter sekitar sembilan inci (22,86 cm). Rekor dunia itu bertahan sampai satu abad, sampai pada tahun 2010 seekor ayam betina bernama Harriet milik sopir taksi di Essex menelurkan telur dengan ukuran lingkar 9,1 inchi (23,114 cm).

http://senggang.republika.co.id/berita/senggang/unik/16/05/04/o6m7ef330-sejarah-telur-dari-berbagai-belahan-dunia

Cara Penyimpanan Telur

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan telur, sebagai berikut:

Letakkan telur pada tempat telur dengan posisi yang runcing pada bagian bawah dan bagian yang tumpul di atas Hal ini dimaksudkan agar kantong udara yang terdapat di bagian yang tumpul tetap berada diatas.  Bila di bawah isi telur akan mendesak kantong udara dan akan merusak mutu telur,
Telur jangan disimpan di tempat yang berbau keras seperti bawang, terasi, ikan asin, sabun dan minyak tanah karena bau tersebut mudah diserap oleh pori-pori kulit,

Simpanlah telur pada susu 0 – 15 ºC dengan kelembaban 85 – 90 %.  Dengan cara seperti ini telur dapat disimpan sampai 6 bulan.

Beberapa tempat untuk penyimpanan telur antara lain :

Lemari es adalah tempat penimpanan telur yang paling praktis.  Telur yang disimpan di tempat ini dapat bertahan selama 2 minggu,

Freezer, bila disimpan di tempat ini dengan suhu 5-10 ºC  dapat bertahan hingga 4 minggu,
Periuk tanah yang telah dilapisi denganjerami atau daun pisang kering (kelaras), namun periuk tanah ini harus selalu disiram dengan air dari bagian luarnya agar tetap lembab,  

Kantong Plastik, dengan cara menutupnya secara rapat agar tidak terjadi pertukaran udara.

http://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2746581/penyimpanan-telur-yang-baik

Fungsi Telur Pada Masakan

Telur menjadi bahan yang sangat penting saat membuat masakan, karena terdapat beragam fungsi telur dalam masakan. Apa saja fungsi telur? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Rasa dan Warna

      Telur mengandung lemak yang dapat memberikan rasa dan tekstur pada makanan. Kandungan lemak dalam kuning telur menambahkan kekayaan rasa saat makanan dipanggang. Protein dalam telur yang bisa membuatnya menjadi coklat saat terkena panas. 

Struktur dan Mengikat

      Telur dapat bertindak sebagai agen mengikat. Protein pada telur membuatnya mengikat bahan. Telur yang dicampur dalam adonan akan membantu mengatur struktur kue, cookies, karamel, dan makanan lainnya.

Emulsifikasi

      Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang tidak bisa tercampur secara alami. Minyak dan air adalah contoh yang paling umum. Telur bisa mengurangi ketegangan permukaan, mengemulsi, dan menciptakan tekstur halus yang bisa Anda temukan pada saus dan salad dressing.

Koagulasi

      Ketika telur berubah dari cairan bening ke putih dalam wajan saat dimasak, itu contoh koagulasi. Proses ini adalah proses dimana molekul protein dalam telur dikonversi dari cairan ke padat. Telur digumpalkan menjadi bahan mengikat dan membantu mengentalkan saus.

Lapisan

      Telur digunakan sebagai pelapis untuk kue dan roti. Telur juga menambah kelembaban dan mencegah kerak kering pada kue dan roti. Telur digunakan untuk melapisi makanan dan juga membuat warna kecoklatan saat dimasak. Telur memiliki kelekatan yang memungkinkan untuk digunakan sebagai perekat dua buah adonan atau untuk membuat permukaan makanan lengket, sehingga memudahkan bahan lain yang ditabur akan menempel.

Aerasi

      Aerasi merupakan proses yang memaksa udara melalui larutan cair atau kental dan untuk menciptakan lebih banyak volume. Sebuah putih telur mengandung sekitar 90% air dan 10% protein. Jadi, ketika seseorang mengocok putih telur, akan memasukkan gelembung udara pada busa yang dapat meningkatkan volume dan kepadatan makanan. Putih telur kocok dapat memiliki volume yang berukuran 8x lebih besar dari aslinya. Putih telur dengan suhu kamar akan menghasilkan volume busa yang paling baik dan stabil. Menambahkan asam (cream of tartar, cuka, jus lemon) akan membantu memperkuat dan menstabilkan busa.

http://sajiansedap.grid.id/Info/Fungsi-Telur-Dalam-Masakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kind of Chocolate